PENERAPAN
TURUNAN DALAM BIDANG FISIKA
Disusun
oleh:
Nama : Mariani manik
Kelas :
DIK A 2012
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIMED
I.
LATAR BELAKANG
Kalkulus
digunakan di setiap cabang sains fisik, sains komputer, statistik, teknik, ekonomi, bisnis, kedokteran, kependudukan, dan di bidang-bidang lainnya.
Setiap konsep di mekanika klasik saling
berhubungan melalui kalkulus. Massa dari sebuah benda dengan massa jenis yang tidak diketahui, momen inersia dari suatu objek, dan total energi dari sebuah objek dapat
ditentukan dengan menggunakan kalkulus. Dalam subdisiplin listrik dan magnetisme, kalkulus dapat
digunakan untuk mencari total fluks dari sebuah medan elektromagnetik . Contoh historik lainnya adalah penggunaan kalkulus di hukum gerak Newton, diekspresikan dengan laju perubahan yang merujuk pada
turunan: Laju perubahan momentum dari sebuah benda adalah sama dengan
resultan gaya yang bekerja bada benda tersebut dengan arah yang sama.
Bahkan rumus umum dari hukum ke-dua Newton:
Gaya = Massa × Percepatan, mengandung diferensial kalkulus
karena percepatan bisa diekspresikan sebagai turunan dari kecepatan. Teori
elektromagnetik Maxwell dan teori relativitas Einstein juga diekspresikan dengan
diferensial kalkulus.
II.
PERMASALAHAN
1.
Bagaimana
penerapan Turunan dalam perhitungan kecepatan dan percepatan?
2.
Bagaimana
penerapan Turunan dalam menurunkan rumus rumus fisika ?
III. TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui bagaimana penerapan turunan dalam bidang fisika
2.
Untuk
memenuhi tugas akhir kalkulus 1
IV. KAJIAN TEORI SINGKAT
Turunan
Garis
singgung pada (x, f(x)). Turunan f'(x) dari
sebuah kurva pada sebuah titik adalah kemiringan dari garis singgung yang
menyinggung kurva pada titik tersebut.
Kalkulus diferensial adalah ilmu yang
mempelajari definisi, properti, dan aplikasi dari turunan atau kemiringan dari sebuah grafik.
.
Konsep turunan secara fundamental lebih
maju dan rumit daripada konsep yang ditemukan di aljabar. Dalam aljabar, seorang
murid mempelajari sebuah fungsi dengan input sebuat angka dan output sebuah
angka. Tetapi input dari turunan adalah sebuah fungsi dan outputnya juga adalah
sebuah fungsi.
Untuk memahami turunan, seorang murid
harus mempelajari notasi matematika. Dalam notasi matematika, salah satu simbol
yang umumnya dipakai untuk menyatakan turunan dari sebuah fungsi adalah
apostrofi. Maka turunan dari f adalah f'.
Jika input dari sebuah fungsi adalah waktu, maka turunan dari
fungsi itu adalah laju perubahan di mana fungsi tersebut berubah.
Jika fungsi tersebut adalah fungsi linear, maka fungsi tersebut dapat ditulis dengan y=mx+b,
di mana:
Ini memberikan nilai dari kemiringan
suatu garis lurus. Jika sebuah fungsi bukanlah garis lurus, maka perubahan y
dibagi terhadap perubahan x bervariasi, dan kita dapat menggunakan
kalkulus untuk menentukan nilai pada titik tertentu. Kemiringan dari suatu
fungsi dapat diekspresikan:
di mana koordinat dari titik pertama adalah (x, f(x)) dan h
adalah jarak horizontal antara dua titik.
Untuk menentukan kemiringan dari sebuat kurva, kita menggunakan limit:
Garis singgung sebagai limit dari garis
sekan. Turunan dari kurva f′(x) di suatu titik adalah kemiringan
dari garis singgung terhadap kurva di titik tersebut. Kemiringan ini ditentukan
dengan memakai nilai limit dari kemiringan garis sekan.
Sebagai contoh, untuk menemukan gradien dari fungsi f(x)
= x2 pada titik (3,9):
Integral
Kalkulus integral adalah ilmu yang mempelajari definisi, properti, dan aplikasi
dari dua konsep yang saling berhubungan, integral taktentu dan integral
tertentu. Proses pencarian nilai dari sebuah integral dinamakan pengintegralan
(integration). Dengan kata lain, kalkulus integral mempelajari dua operator
linear yang saling berhubungan.
Integral taktentu adalah antiturunan, yakni kebalikan dari turunan. F adalah
integral taktentu dari f ketika f adalah turunan dari F.
Integral tertentu memasukkan
sebuah fungsi dengan outputnya adalah sebuah angka, yang mana memberikan luas
antar grafik yang dimasukkan dengan sumbu x.
Contohnya adalah jarak yang ditempuh dengan lama waktu tertentu
Jika kecepatannya adalah konstan,
perhitungan bisa dilakukan dengan perkalian, namun jika kecepatan berubah, maka
diperlukan sebuah metode yang lebih canggih. Salah satu metode tersebut adalah
memperkirakan jarak tempuh dengan memecahkan lama waktu menjadi banyak interval
waktu yang singkat, kemudian dikalikan dengan lama waktu tiap interval dengan
salah satu kecepatan di interval tersebut, dan kemudian menambahkan total
keseluruhan jarak yang didapat. Konsep dasarnya adalah, jika interval waktu
sangat singkat, maka kecepatan dalam interval tersebut tidak berubah banyak.
Namun, penjumlahan Riemann hanya memberikan nilai perkiraan. Kita harus
mengambil sebuah limit untuk mengdapatkan hasil yang tepat.
Integral dapat dianggap sebagai
pencarian luas daerah di bawah kurva f(x), antara dua titik a
dan b.
Jika f(x) pada diagram di samping mewakili kecepatan yang
berubah-ubah, jarak yang ditempuh antara dua waktu a dan b adalah
luas daerah S yang diarsir.
Untuk memperkirakan luas, metode
intuitif adalah dengan membagi jarak antar a dan b menjadi
beberapa segmen yang sama besar, panjang setiap segmen disimbolkan Δx.
Untuk setiap segmel, kita dapat memilih satu nilai dari fungsi f(x).
Nilai tersebut misalkan adalah h. Maka luas daerah persegi panjangan
dengan lebar Δx dan tinggi h memberikan nilai jarak yang ditempuh
di segmen tersebut. Dengan menjumlahkan luas setiap segmen tersebut, maka
didapatkan perkiraan jarak tempuh antara a dan b. Nilai Δx
yang lebih kecil akan memberikan perkiraan yang lebih baik, dan mendapatkan
nilai yang tepat ketika kita menngambil limit Δx mendekati nol.
Simbol dari integral adalah
, berupa S yang dipanjangkan (singkatan dari
"sum"). Integral tertentu ditulis sebagai
dan dibaca "Integral dari a ke b dari f(x)
terhadap x."
Integral tak tentu, atau anti derivatif, ditulis:
Oleh karena turunan dari fungsi y = x2 + C
adalah y ' = 2x (di mana C adalah konstanta),
Teorema dasar kalkulus menyatakan bahwa
turunan dan integral adalah dua operasi yang saling berlawanan. Lebih tepatnya,
teorema ini menghubungkan nilai dari anti derivatif dengan integral tertentu.
Karena lebih mudah menghitung sebuah anti derivatif daripada mengaplikasikan
definisi dari integral, teorema dasar kalkulus memberikan cara yang praktis
dalam menghitung integral tertentu.
Teorema dasar kalkulus menyatakan: Jika
sebuah fungsi f adalah kontiniu pada interval [a,b] dan jika F adalah fungsi
yang mana turunannya adalah f pada interval (a,b), maka
Lebih lanjut, untuk setiap x di interval (a,b),
Kalkulus
digunakan di setiap cabang sains fisik, sains komputer, statistik, teknik, ekonomi, bisnis, kedokteran, kependudukan, dan di bidang-bidang lainnya.
Setiap konsep di mekanika klasik saling
berhubungan melalui kalkulus. Massa dari sebuah benda dengan massa jenis yang tidak diketahui, momen inersia dari suatu objek, dan total energi dari sebuah objek dapat
ditentukan dengan menggunakan kalkulus. Dalam subdisiplin listrik dan magnetisme, kalkulus dapat
digunakan untuk mencari total fluks dari sebuah medan elektromagnetik . Contoh historik lainnya adalah penggunaan kalkulus di hukum gerak Newton, diekspresikan dengan laju perubahan yang merujuk pada
turunan: Laju perubahan momentum dari sebuah benda adalah sama dengan
resultan gaya yang bekerja bada benda tersebut dengan arah yang sama.
Bahkan rumus umum dari hukum ke-dua Newton:
Gaya = Massa × Percepatan, mengandung diferensial kalkulus
karena percepatan bisa diekspresikan sebagai turunan dari kecepatan. Teori
elektromagnetik Maxwell dan teori relativitas Einstein juga diekspresikan dengan
diferensial kalkulus.
V.
PEMBAHASAN
Dalam bidang fisika dibahas mengenai
gerak lurus berubah beraturan, yang berarti bahwa kecepatan benda selama
bergerak tidaklah tetap. Misalnya benda bergerak menempuh jarak s dalam
waktu t. Kecepatan rata-rata dapat ditentukan dengan
Kecepatan rata-rata =
=
Jika kecepatan pada saat t dinotasikan
dengan v(t) maka kecepatan dirumuskan dengan
v(t) =
Jika fungsi kecepatan terhadap waktu
v(t) diturunkan lagi maka akan diperoleh percepatan
a(t) =
dengan kata lain, percepatan pada waktu t
adalah turunan pertama dari fungs kecepatan. Percepatan juga diartikan sebagai
turunan kedua dari fungsi jaraknya yaitu:
a(t)
=
=
(
)
=
= s”(t)
Aplikasi turunan dalam bidang fisika
digunakan untuk menurunkan suatu rumus
Berikut contoh penerapan turunan dalam fisika :
1. Momentum Sudut
Didefinisikan
l = r x p (p = mv). Besarnya momentum sudut : l = r p sin q.
Rumusan ini dapat diubah menjadi : l = r
(p sinq) = r p^ atau l = p (r sinq)
= p r^ .
Dari definisi momentum sudut l = r x p, bila
dideferensialkan diperoleh :
2. Torsi
Sebuah benda berotasi dengan sumbu putar adalah sumbu
z. Sebuah gaya F bekerja pada salah satu partikel di titik P pada benda
tersebut. Torsi yang bekerja pada partikel tersebut adalah :
t
= r x F
Arah
torsi t searah dengan
sumbu z. Setelah selang waktu dt partikel telah berputar menempuh sudut dq dan jarak yang ditempuh partikel
ds, dimana ds = r dq. Usaha yang
dilakukan gaya F untuk gerak rotasi ini
dW = F . ds
dW = F cos f ds
dW = (F cos f) (r dq)
dW = t dq dW = F . ds
Laju usaha yang dilakukan (daya) adalah :
dW/dt = t dq/dt
P = t
w P = F v
Untuk benda yang benar-benar tegar, tidak ada disipasi
tenaga, sehingga laju dilakukannya usaha pada benda tegar tersebut sama dengan
laju pertambahan tenaga kinetik rotasinya.
dW/dt = dK/dt
dW/dt = d(1/2 I w2)/dt
t w = 1/2 I dw2/dt
t w = Iw dw/dt
t w = Iw a
t = I a F = m a
Posisi partikel ditunjukkan oleh
persamaan s=f(t)=t3-6t2+9t (t dalam detik dan s dalam meter).
Tentukan :
a. Kecepatan
pada waktu t?
b. Kecepatan
setelah 2 detik?
c. Kapan partikel
berhenti?
d. Kapan partikel bergerak maju ?
Jawab :
a. Fungsi kecepatan adalah turunan dari
fungsi posisi.
s=f(t)=t3-6t2+9t
v(t)= =3t2-12t+9
b. Kecepatan setelah 2 detik bermakna
sebagai kecepatan sesaat pada t=2
v(t)= =3t2-12t+9
v(2)= 3(2)2-12(2)+9=-3m/dt
c. Partikel berhenti jika v(t)=0
v(t)= 3t2-12t+9=0
ó3t2-12t+9
ó3(t2-4t+3)
ó3(t-1)(t-3)=0
ó t1=1 dan
t2=3 Partikel berhenti setelah t=1 atau
t=3
d. Partikel bergerak maju (dalam arah
positif) jika v(t)>0
3t2-12t+9=3(t-1)(t-3)>0
® Partikel
bergerak maju jika
t<1 atau t>3 (dari mana ?)
® Partikel
bergerak mundur jika
1<t<3
VI. KESIMPULAN
1.
Dengan
adanya turunan kita dapat atau menyelesaikan permasalahan fisika.
2.
Turunan
dapat menyelesaikan permasalahan dengan cara yang lebih mudah dan gampang
sehingga banyak bidang yang menggunakannya
3.
Fisika
termasuk bidang yang sangat berhubungan
dengan matematika yaitu Turunan.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Donald
A. McQuarrie (2003). Mathematical Methods for Scientists and Engineers,
University Science Books. ISBN
978-1-891389-24-5
Varberg, Purcell, Rigdon. 2004. Kalkulus Edisi 8. Jakarta : Erlangga
No comments:
Post a Comment