UJI NORMALITAS
A.
PENDAHULUAN
A.1. Pengertian
Uji
distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan
memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik
(statistik inferensial). Dengan kata lain, uji normalitas adalah uji untuk
mengetahui apakah data empirik yang didapatkan dari lapangan itu sesuai dengan
distribusi teoritik tertentu. Dalam kasus ini, distribusi normal. Dengan kata
lain, apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
A.2 Kegunaan
Uji
normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi
normal atau diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam pengujian
normalitas suatu data tidak begitu rumit. Berdasarkan pengalaman empiris
beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30),
maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai
sampel besar.
Namun
untuk memberikan kepastian, data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak,
sebaiknya digunakan uji statistik normalitas. Karena belum tentu data yang
lebih dari 30 bisa dipastikan berdistribusi normal, demikian sebaliknya data
yang banyaknya kurang dari 30 belum tentu tidak berdistribusi normal, untuk itu
perlu suatu pembuktian. uji statistik normalitas yang dapat digunakan
diantaranya Chi-Square, Kolmogorov Smirnov, Lilliefors, Shapiro Wilk.
B.PROSES PENGOLAHAN
Rumusan Hipotesis
Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi
normal
Hi : sampel tidak berasal dari populasi
berdistribusi normal
α : taraf nyata
Metode Chi-Square atau uji
goodness of fit distribution normal ini menggunakan pendekatan penjumlahan
penyimpangan data observasi tiap kelas dengan nilai yang diharapkan.
Menentukan Kriteria
Pengujian Hipotesis:
·
Jika
χ2 hitung < χ2
tabel maka terima Ho dan tolak Hi,dalam arti
data tersebut berdistribusi normal.
·
Jika
χ2 hitung ≥ χ2
tabel maka tolak Ho
dan terima Hi, dalam arti data tersebut tidak
berdistribusi normal.
Nilai χ2
hitung dicari berdasarkan rumus :
Keterangan:
Fe = Frekuensi ekspektasi atau frekuensi yang diharapkan
Fe = Frekuensi ekspektasi atau frekuensi yang diharapkan
Fo
= Frekuensi observasi atau frekuensi pengamatan
Nilai
χ2 tabel ditentukan berdasarkan derajat kebebasan
dan taraf nyata α ditulis, χ2(1-α)dk, dan
selanjutnya dapat dilihat dalam tabel daftar Chi-Kuadrat.
Keterangan :
dk = Derajat kebebasan
dk = Derajat kebebasan
dk = k – 3
k = banyak kelas
interval
Uji Normalitas dengan uji liliefors apabila
data masih disajikan secara individu. Uji Liliefors dilakukan dengan mencari
nilai hitung, yakni nilai |F(Zi)-S(Zi)| yang terbesar.
-Data diurutkan dari terkecil ke terbesar
-Cari rata-rata, simpangan baku sampel (program SD)
-Tentukan angka baku
-Hitung
peluang F(zi ) = P(zi)
-Hitung proporsi -Hitung
| F(zi) – S(zi) |
-Statistik Uji : Nilai terbesar dari | F(zi) -S(zi)
-Dengan α dan n tertentu, tentukan nilai Ltabel
berdasarkan tabel nilai kritis L untuk uji liliefors.
-Kriteria uji : tolak Ho jika Lo Ltabel , terima Ho
jika Lo Ltabel
Metode Lilliefors menggunakan data
dasar yang belum diolah dalam tabel distribusi frekuensi. Data
ditransformasikan dalam nilai Z sebagai probabilitas komulatif normal.
Probabilitas tersebut dicari bedanya dengan probabilitas komultaif empiris.
Beda terbesar dibanding dengan tabel Lilliefors pada Tabel Nilai Quartil
Statistik Lilliefors Distribusi Normal.
Tabel Distribusi Frekuensi
No
|
Xi
|
F(zi) =P(z)
|
S(zi)
|
| F(zi) - S(zi) |
|
|
1
|
|||||
2
|
|||||
3
|
|||||
dst
|
Keterangan :
Xi = Angka
pada data
Zi = Transformasi
dari angka ke notasi pada distribusi normal
F(zi) = Probabilitas komulatif normal
·
Jika , maka F(zi) = 1 – P()
·
Jika , maka F(zi) = P(), dimana P() dapat dilihat melalui tabel z.
S(zi) = Probabilitas komulatif empiris
F(zi) = kumulatif
proporsi luasan kurva normal berdasarkan notasi Zi, dihitung dari
luasan kurva normal mulai dari ujung kiri kurva sampai dengan titik Zi.
Zi =
S(Zi) =
Persyaratan
a. Data berskala
interval atau ratio (kuantitatif)
b. Data tunggal /
belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi
c. Dapat untuk n
besar maupun n kecil.
d. ukuran sampel n 30
Signifikansi
Signifikansi uji, nilai terbesar | F(zi) - S(zi) |
dibandingkan dengan nilai tabel Lilliefors. Jika nilai | F(zi) - S(zi) |
terbesar kurang dari nilai tabel Lilliefors, maka Ho diterima ; H1
ditolak. Jika nilai |F(zi) - S(zi)|
terbesar lebih besar dari nilai tabel Lilliefors, maka Ho ditolak ;
H1 diterima.
C.APLIKASI BERDASARKAN PERHITUNGAN/BERDASARKAN FORMULA
UJI LILLIEFORS
Berdasarkan penelitian tentang intensitas penerangan alami
yang dilakukan terhadap 18 sampel rumah sederhana, rata-rata pencahayaan alami
di beberapa ruangan dalam rumah pada sore hari sebagai berikut ; 46, 57, 52,
63, 70, 48, 52, 52, 54, 46, 65, 45, 68, 71, 69, 61, 65, 68 lux. Selidikilah
dengan α = 5%, apakah data tersebut di atas diambil dari populasi yang
berdistribusi normal ?
Jawab :
LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN CONTOH SOAL UJI LILLIEFORS:
Ho : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
α = 5% = 0,05
No
|
Xi
|
F(zi)
=P(z zi)
|
S(zi)
|
|
F(zi) - S(zi) |
|
|
1
|
45
|
-1,46
|
0,072
|
0,0556
|
0,0164
|
2
|
46
|
-1,35
|
0,0885
|
0,1667
|
0,0782
|
3
|
46
|
-1,35
|
0,0885
|
0,1667
|
0,0782
|
4
|
48
|
-1,13
|
0,1292
|
0,2222
|
0,0930
|
5
|
52
|
-0,70
|
0,2420
|
0,3889
|
0,1469
|
6
|
52
|
-0,70
|
0,2420
|
0,3889
|
0,1469
|
7
|
52
|
-0,70
|
0,2420
|
0,3889
|
0,1469
|
8
|
54
|
-0,48
|
0,3156
|
0,4444
|
0,1288
|
9
|
57
|
-0,15
|
0,4404
|
0,5
|
0,0596
|
10
|
61
|
0,27
|
0,6064
|
0,5555
|
0,0509
|
11
|
63
|
0,49
|
0,6879
|
0,6111
|
0,0768
|
12
|
65
|
0,71
|
0,7611
|
0,7222
|
0,0389
|
13
|
65
|
0,71
|
0,7611
|
0,7222
|
0,0389
|
14
|
68
|
1,03
|
0,8485
|
0,8333
|
0,0152
|
15
|
68
|
1,03
|
0,8485
|
0,8333
|
0,0152
|
16
|
69
|
1,14
|
0,8729
|
0,8889
|
0,0160
|
17
|
70
|
1,25
|
0,8944
|
0,9444
|
0,0500
|
18
|
71
|
1,36
|
0,9131
|
1
|
0,0869
|
mean : 58,44
|
|||||
s : 9,22
|
Statistik uji :
Nilai terbesar dari | F(zi) - S(zi) | = 0,1469
Kriteria uji : tolak Ho jika Lo Ltabel
, terima dalam hal lainya.
Lo = 0,1469, berdasarkan nilai kritis L untuk uji
Liliefors dengan n = 18 dan α = 0,05, maka nilai Ltabel =
0,200.
Ternyata Lo ≤ Ltabel
sehingga Ho diterima, yang berarti data berdistribusi normal
UJI CHI-SQUARE
TINGGI BADAN MASYARAKAT KALIMAS PADA TAHUN 1990
No
|
Tinggi Badan
|
Jumlah
|
1
|
140-149
|
6
|
2
|
150-159
|
22
|
3
|
160-169
|
39
|
4
|
170-179
|
25
|
5
|
180-189
|
7
|
6
|
190-199
|
1
|
jumlah
|
100
|
Selidikilah dengan α = 5% apakah data diatas berdistribusi
normal?
Jawab :
Ho = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
α = 5% = 0,05
No
|
Kelas Interval
|
fi = Oi
|
Xi
|
F(z) = P(
|
Ei = pi.d
|
||
1
|
140-149
|
6
|
139,5
|
-2,49
|
1 – 0,9936 = 0,0064
|
0,0064 - 0,0643 = 0,0579
|
5,79
|
2
|
150-159
|
22
|
149,5
|
-1,52
|
1– 0,9357 = 0,0643
|
0,0643 - 0,2877 = 0,2234
|
22,34
|
3
|
160-169
|
39
|
159,5
|
-0,56
|
1– 0,7123 = 0,2877
|
0,2877 - 0,6554 = 0,3677
|
36,77
|
4
|
170-179
|
25
|
169,5
|
0,40
|
0,6554
|
0,6554 - 0,9147 = 0,2593
|
25,93
|
5
|
180-189
|
7
|
179,5
|
1,37
|
0,9147
|
0,9147 - 0,9901 = 0,0754
|
7,54
|
6
|
190-199
|
1
|
189,5
|
2,33
|
0,9901
|
0,9901 - 0,9995 = 0,0094
|
0,94
|
200
|
199,5
|
3,30
|
|||||
Jumlah (d)
|
100
|
rata-rata = 165,3
s = 10,36
Statistik Uji :
=
= 0,0076 + 0,0052 + 0,1352 + 0,0333 +
0,0387 + 0,0038
= 0,2238
α = 0,05, db = k – 3 = 6 – 3 = 3
Kriteria Uji : tolak Ho jika χ² hitung
≥ χ²(1-α)dk terima dalam hal lainnya.
ternyata χ² hitung = 0,2238 <
χ²(1-α)dk = 0,285.
Jadi Ho diterima, artinya data diatas
berdistribusi normal
D. KESIMPULAN
-
Uji normalitas dapat mempermudah kita dalam memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kenormalan distribusi suatu data individu ataupun
kelompok.
-
Metode Chi-Kuadrat dan Liliefors dapat digunakan dalam
menguji kenormalan suatu distribusi data.
-
Pada
pengujian Liliefors untuk uji normalitas, dengan Ho : Sampel
berdistribusi normal ; H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
Jika
L hitung < L tabel terima
Ho
Jika L hitung
> Ltabel tolak Ho
-
Pada pengujian Chi-Kuadrat untuk uji normalitas, dengan Ho
: Sampel berdistribusi normal ; H1 : Sampel tidak berdistribusi
normal
Jika nilai X2hitung <
nilai X2tabel, maka Ho diterima ; Ha ditolak.
Jika
nilai X2 hitung > nilai X2 tabel,
maka maka Ho ditolak ; Ha diterima.
E. DAFTAR PUSTAKA
Biswas, S., Ahmad, S.,
Molla, M. K. I., Hirose, K., & Nasser, M. (2008). Kolmogorov-Smirnov test in text-dependent automatic speaker
identification. Engineering Letter, 16(4), EL_16_4_01. Retrieved from
Brito e Abreu, F., & Goulão, M. (2001).
Coupling and cohesion as modularization drivers: Are we being over-persuaded?. In P. Sousa (Ed.), Fifth European
Conference On Software Maintenance
and Reengineering: 14-16 March Lisbon, Portugal: Proceedings (pp. 47- 57 ). Los Alamitos: IEEE Computer
Society. doi: 10.1109/.2001.914968
Corder, G. W., & Foreman, D. I. (2009). Nonparametric
statistics for non-statisticians: A step- by-step
approach. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Kolmogorov, A. N. (1992). On the empirical
determination of a distribution law. In A. N. Shiryayev
(Ed.), Selected Works of A.N. Kolmogorov: Probability Theory and Mathematical Statistics (Vol. 2, pp.
139–146). Dordrecht, Netherlands: Kluwer Academic Publishers.
Massey, F. J. (1951). The Kolmogorov-Smirnov
test for goodness of fit. Journal of the American Statistical Association, 46(253), 68–78. Retrieved
from
Stephens, M.A. (1992). An appreciation of
Kolmogorov’s 1933 paper (SOL ONR No. 453). Stanford, California: Department of Statistics, Stanford
University.
Sudjana, Metoda Statistik. Jakarta, Tarsito,
2005, h. 467
http://lindadwi33.blogspot.com/2013/04/rumus-dasar-statistik-validitas-dan.html
No comments:
Post a Comment