Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat. Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Taksonomi belajar dalam domain kognitif yang dikenal dengan Taksonomi Bloom menempatkan Pemahaman (comprehension) sebagai hasil belajar yang berada satu jenjang diatas jenjang pengetahuan.
Begle (dalam Hudojo, 2001:28) menyatakan bahwa “sasaran atau objek penelaahan matematika adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip”. Begitu juga dinyatakan oleh Lerner (dalam Abdurrahman, 2012:204) bahwa “kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah”. Maka dapat dikatakan bahwa salah satu kemampuan yang penting yang harus dicapai dalam pembelajaran matematika adalah pemahaman konsep.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa: “Konsep : (1) rancangan atau buram dan sebagainya, (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit, (3) linguistik gambaran mental dari objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain”. Hakiim (2009:144) menyatakan bahwa “Konsep adalah hasil penyimpulan tentang sesuatu hal berdasarkan atas adanya ciri-ciri yang sama pada hal tersebut”. Pengertian lain tentang konsep dikemukakan oleh Rosser (dalam Dahar, 2006:63) bahwa : “Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama”. Dari uraian di atas pengertian konsep dapat disimpulkan sebagai ide abstrak yang digunakan untuk mengelompokkan objek-objek tertentu, dimana dikenal adanya ciri-ciri atau karakteristik yang sama diantara sejumlah objek.
Hudojo (2001:108) menyatakan bahwa “Suatu konsep matematika adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan kita mengklasifikasikan objek-objek atau peristiwa-peristiwa serta mengklasifikasikan apakah objek-objek dan peristiwa-peristiwa itu termasuk atau tidak termasuk ke dalam ide abstrak tersebut”. Dapat dikatakan bahwa konsep matematika adalah ide/gagasan abstrak yang dapat digunakan untuk mengelompokkan/mengklasifikasikan objek-objek matematika berdasarkan ciri-ciri yang sama sehingga terdapat contoh-contoh dan yang bukan contoh berdasarkan pengertian objek yang dirumuskan. Sebuah konsep yang dipelajari idealnya diberi definisi dan label.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan pemahaman konsep adalah cara memahami sesuatu yang sudah terpola atau terstruktur dalam pikiran seseorang. Pemahaman tentang konsep dasar dalam pembelajaran matematika menjadi prasyarat untuk melanjut ke konsep selanjutnya yang lebih kompleks. Hal tersebut senada dengan pendapat Heruman (dalam karim, 2011:30) bahwa “dalam matematika setiap konsep berkaitan dengan konsep lain, dan suatu konsep menjadi prasyarat bagi konsep lainnya”. Dapat dikatakan bahwa hal yang paling utama dalam pembelajaran matematika adalah pemahaman pengetahuan tentang konsep, lalu dilanjutkan dengan pengetahuan tentang prosedur dan pengetahuan tentang bagaimana mengaitkan konsep dan prosedur dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika. Pemahaman siswa akan bahan pelajaran yang rendah akan menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.
Pada penjelasan teknis peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas No. 506/c/Kep/PP/2004 (dalam Wardhani, 2008: 10) tentang penilaian perkembangan anak didik dicantumkan indikator dari kemampuan pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika. Indikator tersebut adalah:
Menyatakan ulang konsep,
Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya,
Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep,
Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,
Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep,
Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu,
Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam penyelesaian masalah
Selain itu, Tim PPPG matematika (dalam Harja, 2011) menguraikan indikator dari kemampuan pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika sebagai berikut:
1. Kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep adalah kemampuan siswa untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan kepadanya;
Contoh: pada saat siswa belajar maka siswa mampu menyatakan ulang maksud dari pelajaran itu.
2. Kemampuan mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep adalah kemampuan siswa mengelompokkan suatu objek menurut jenisnya berdasarkan sifat-sifat yang terdapat dalam materi.
Contoh: siswa belajar suatu materi dimana siswa dapat mengelompokkan suatu objek dari materi tersebut sesuai sifat-sifat yang ada pada konsep.
3. Kemampuan memberi contoh dan bukan contoh adalah kemampuan siswa untuk dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari suatu materi.
Contoh: siswa dapat mengerti contoh yang benar dari suatu materi dan dapat mengerti yang mana contoh yang tidak benar.
4. Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika adalah kemampuan siswa memaparkan konsep secara berurutan yang bersifat matematis.
Contoh: pada saat siswa belajar di kelas, siswa mampu mempresentasikan/ memaparkan suatu materi secara berurutan.
5. Kemampuan mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep adalah kemampuan siswa mengkaji mana syarat cukup yang terkait dalam suatu konsep materi.
Contoh: siswa dapat memahami suatu materi dengan melihat syarat-syarat yang harus diperlukan/ mutlak dan yang tidak diperlukan harus dihilangkan.
6. Kemampuan menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu adalah kemampuan siswa menyelesaikan soal dengan tepat sesuai dengan prosedur.
Contoh: dalam belajar siswa harus mampu menyelesaikan soal dengan tepat sesuai dengan langkah-langkah yang benar.
7. Kemampuan mengklasifikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah adalah kemampuan siswa menggunakan konsep serta prosedur dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Contoh: dalam belajar siswa mampu menggunakan suatu konsep untuk memecahkan masalah.