MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
(Student Team Achievement Division)
by mariani manik
A. KONSEP
MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di
Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok
digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar
beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya,
jenis kelamin dan suku.
Guru menyajikan pelajaran, kemudian siswa bekerja dalam tim
untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat
kuis mereka tidak boleh saling membantu. Tipe pembelajaran inilah yang akan
diterapkan dalam pembelajaran matematika. Model Pembelajaran Koperatif tipe
STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas
dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan
STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan
presentasi Verbal atau teks
B. FAKTA EMPIRIK
1.
Kelebihan
pembelajaran kooperatif tipe STAD
a. Kelebihan model pembelajaran kooperatif STAD
menurut Davidson ( dalam Nurasma, 2006 : 26 ):
Meningkatkan kecakapan individu
Meningkatkan kecakapan individu
b. Meningkatkan kecakapan kelompok
c. Meningkatkan komitmen, percaya diri
d. Menghilangkan prasangka terhadap teman sebaya
dan memahami perbedaan
e. Tidak bersifat kompetitif
f. Tidak memiliki rasa dendam dan mampu membina hubungan
yang hangat
g. Meningkatkan motivasi belajar dan rasa
toleransi serta saling membantu dan mendukung dalam memecahkan masalah.
Keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan
kelompok ter tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok
tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe
STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling
memotivasi saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai
prestasi yang maksimal.
2.
Kelemahan
pembelajaran kooperatif tipe STAD
Kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD
menurut Slavin ( dalam Nurasman 2006 : 2007, yaitu :
a. Siswa yang kurang pandai dan kurang rajin akan
merasa minder berkerja sama dengan teman-teman yang lebih mampu.
b. Terjadi situasi kelas yang gaduh singga siswa
tidak dapat bekerja secara efektif dalam kelompok.
c. Pemborosan waktu.
C. TAHAP PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Menurut
Nurasman (2006 : 5) menyatakan bahwa kegiatan bembelajaran Kooperatif tipe STAD
terdiri dari enam tahap :
1.
Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok.
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelomok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada. :
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelomok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada. :
a.
Kemampuan akademik
(pandai, sedang dan rendah) Yang didapat dari hasil akademik (skor awal)
sebelumnya. Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap
kelompok terdiri dari siswa dengan siswa dengan tingkat prestasi seimbang :
b.
Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan /
sifat (pendiam dan aktif), dll.
2.
Penyajian Materi Pelajaran ditekankan pada hal berikut :
a.
Pendahuluan. Di sini perlu ditekankan apa yang akan
dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk
memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka
pelajari. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode
pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan
untuk mengikuti tes berikutnya
b.
Pengembangan. Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang
akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami
makna bukan hafalan. Pertanyaan-peranyaan diberikan penjelasan tentang benar
atau salah. Jika siswa telah memahami konsep maka dapat beralih kekonsep
lain.
c.
Praktek terkendali. Praktek terkendali dilakukan dalam
menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil siswa
secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap
dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lama.
3.
Kegiatan kelompok.
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.
4.
Evaluasi.
Dilakukan selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
Dilakukan selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
5.
Penghargaan individu dan kelompok
Dari hasil penilaian perkembangan maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam ketingkatan penghargaan atau persyaratan pemberian penghargaan misalnya bagi kelompok yang mendapat rata-rata nilai dibawah ( 79-60 ) mendapatkan penghargaan ” Great Team” sedangkan bagi kelompok yang mendapatkan rata-rata nilai ( 55-30 ) mendapatkan penghargaan ” Super Team ”
6. Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok.
Satu periode penilaian (3 – 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.
Dari hasil penilaian perkembangan maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam ketingkatan penghargaan atau persyaratan pemberian penghargaan misalnya bagi kelompok yang mendapat rata-rata nilai dibawah ( 79-60 ) mendapatkan penghargaan ” Great Team” sedangkan bagi kelompok yang mendapatkan rata-rata nilai ( 55-30 ) mendapatkan penghargaan ” Super Team ”
6. Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok.
Satu periode penilaian (3 – 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.
D. KESULITAN MENJALANKAN LANGKAH LANGKAH STAD
1.
Menentukan anggota kelompok terkadang tidak cocok satu
sama yang lain.
2.
Kekondusifan siswa yang kurang karena belajar
berkeompok.
3.
Waktu yang diperlukan lumayan lama
E. SOLUSI
1.
memilih anggota
kelompok dengan sistem campur.
2.
mempersiapkan
rpp dan menjalankannya dengan baik
No comments:
Post a Comment